KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami
sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang tepat pada waktunya yang berjudul “Keterampilan
Berbahasa ”
Makalah ini berisikan tentang informasi
Pengertian Keterampilan Berbahasa atau yang lebih khususnya membahas
tentang Keterampilan menyimak, Keterampilan Berbicara, Keterampilan
Membaca, Keterampilan Menulis.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang keterampilan Berbahsa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Tumbang Titi, 18
November 2012
Ferdiansyah
I. Pengertian Keterampilan Berbahasa
Menurut Hoetomo MA (2005:531-532)
terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan.
Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang
disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan
untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27). Keterampilan Berbahasa
II. Jenis – Jenis Keterampilan
Berbahasa
Sehubungan dengan penggunaan bahasa,
terdapat empat keterampilan dasar bahasa, yaitu mendengarkan (menyimak),
berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan Berbahasa
1. Keterampilan Menyimak
Menyimak adalah keterampilan memahami
bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan
sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam
bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui
proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu
kompleksnya proses pemmerolehan keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini
secara singkat disajikan disekripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam
upaya belajar memahami apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua.
Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan
yaitu situasi mendengarkan secara interaktif dan situasi mendengarkan secara
non interaktif. Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap
muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis dengan itu. Dalam mendengarkan
jenis ini kita secara bergantuan melakukan aktivitas mendengarkan dan
memperoleh penjelsan, meminta lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya
atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat. Kemudian contoh
situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, dan
film, khotbah atau mendengarkan dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi
mendengarkan nonietraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari
pembicara, tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.
Berikut ini adalah
keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk
memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus;
·
Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang
didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term memory).
·
Berupaya membedakan bunti-bunyi yang
yang membedakan arti dalam bahasa target.
·
Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan
dan nada, warna suara dan intinasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk
kata.
·
Membedakan dan memahami arti dari
kata-kata yang didengar.
·
Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus
(typical word-order patterns) Keterampilan Berbahasa
2. Keterampilan Berbicara
Kemudian sehubungan dengan keterampilan
berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu
interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif,
misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang
memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga
memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal
lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula
situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum
secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan
interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar
dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat
dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau
televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro
yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana permbicara harus dapat;
·
Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda
secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya.
·
Menggunakan tekanan dan nada serta
intonasu secara jelas dan tepat sehingga pendengar daoat memahami apa yang
diucapkan pembicara.
·
Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan
kata, serta pilihan kata yang tepat.
·
Menggunakan register aau ragam bahasa
yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan
antar pembicara dan pendengar.
·
Berupaya agar kalimat-kalimat untama
jelas bagi pendengar.
3. Keterampilan Membaca
Membaca adalah keterampilan reseptif
bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri,
terpisah dari keterampilan mendengar dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat
yang memilki tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan
membaca dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan menyimak dan
berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang
terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah;
Keterampilan Berbahasa
·
Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
·
Mengenal kosakata.
·
Menentukan kata-kata kunci yang
mngindentifikasikan topik dan gagasan
utama.
·
Menentukan makna kata-kata, termasuk
kosakata split, dari konteks tertulis.
·
Mengenal kelas kata gramatikal, kata
benda, kata sifat, dan sebagainya.
4. Keterampilan Menulis
Menulis adalah keterampilan produktif
dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan
berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa
lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan
kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran
dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Berikut ini keterampilan-keterampilan
mikro yang diperlukan dalam menulis.
·
Menggunakan ortografi dengan benar,
termasuk di sini penggunaan ejaan.
·
Memilih kata yang tepat.
·
Menggunakan bentuk kata dengan benar.
·
Mengurutkan kata-kata dengan benar.
·
Menggunakan struktur kalimat yang tepat
dan jelas bagi pembaca.
Keterampilan menulis adalah kemampuan
yang dimiliki seseorang dalam bidang tulis menulis sehingga tenaga potensial
dalam menulis. Keterampilan menulis untuk saat sekarang telah menjadi rebutan
dan setiap orang berusaha untuk dapat berperan dalam dunia menulis. Banyak
orang berusaha meningkatkan keterampilan menulisnya dengan harapan dapat
menjadi penulis handal. Keterampilan Berbahasa
Seperti diketahui, menulis itu adalah
sebuah keterampilan sehingga dapat dilatih sedemikia rupa meningkatkan
kemampuan tersebut. Dalam dunia penulisan, pengetian keterampilan menulis
seringkali menjadi sesuatu yang bias sehingga banyak yang tidak memahami
pengertian yang sesungguhnya. Hal ini banyak dibuktikan dari kenyataan banyak
yang menganggap bahwa menulis itu ditentukan karena bakat.
Apakah benar, kemampuan menulis itu
ditentukan oleh bakat? Jika ditelaah pengertian bakat, setidaknya secara
sederhana anda dapat mengatakan
bahwa bakat adalah kemampuan yang dimiliki
dan dibawa seseorang sejak lahir. Padahal sebenarnya pengertian keterampilan
menulis itu adalah keterampilan itu sendiri. Artinya, seseorang mempunyai
kemampuan menulis karena dia terampil. Sementara untuk dapat terampil dalam
menulis, maka dia harus melakukannya secara langsung atau melatih dirinya
sehingga terampil. Dengan demikian pengertian keterampilan menulis adalah
kemampuan yang didapat dan dimiliki oleh seseorang setelah melalui proses
pelatihan secara itens, khusus dalam bidang menulis. Dengan mengikuti pelatihan
atau berlatih secara itens, maka seseorang dapat terampil menulis. Keterampilan
Berbahasa
0 comments:
Post a Comment